ketika berbicara hati, maka berbicara tentang emosionalitas
ketika berbicara akal, maka berbicara tentang rasionalitas
mengapa kalian mengatakan Aku lebih pada rasa?
sehingga dengan itu kalian memanfaatkan Aku
katanya Aku terdiri dari 99% perasaan dan 1% akal
sedangkan kalian terdiri dari 99% akal dan 1% persaan
"meski demikian dengan perasaanku aku mampu menaklukan akalku yang hanya 1%, tapi jangan sampai dengan akal kalian yang 99% tidak mampu menaklukan perasaan kalian yg hanya 1%"
aku tak ingin lagi memperdebatkan masalah kuantitas itu
dengan ilmu ini...
aku memahami bahwa rasa dan logika itu memiliki potensi masing-masing
mereka punya kedudukan
yang kemudian ditempatkan pada kondisi kapan mereka dibutuhkan
menurut buku TAO OF ISLAM
segala sesuatu memiliki keseimbangan
ketika sesuatu ada pada ranah keseimbangan, maka sang perasa akan merasa nyaman
ketika perasaanku berbicara bahwa Aku jatuh cinta padamu (ini kata kitab itu)
maka akalku meberontak mencari tahu kenapa,bagaimana...
sampai Aku di indikasikan sedang jatuh cinta
ketika ide dan realitas itu sesuai
inilah kebenaran
ku pahami bahwa tidak akan kutemui keseimbangan
meski dalam kondisi ini
Aku sudah merasa ada pada ranah-ranah keseimbangan itu
namun,
aku harus keluar dari ranah keseimbangan ini
untuk mencari ranah keseimbangan yang lain
-Dari seorang teman 8 Desember 2010-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar